IDENTITAS
Judul Buku : MENYIMAK (sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa)
Nama Penulis : Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan
Penerbit : Angkasa Bandung
Cetakan : Edisi revisi
Tahun terbit : 2008
Jumlah hal : 192 halaman
RINGKASAN ISI
BUKU
Buku ini terdiri
atas tujuh bab. Bab I membahas tentang hubungan keterampilan menyimak dengan
tiga keterampilan berbahasa lainnya seperti menyimak dengan berbicara, menyimak
dengan membaca, juga menyimak dengan menulis.
Menyimak
merupakan tahap pertama yang harus dihubungkan dengan makna. Walaupun seseorang
mungkin saja mendengar atau menyimak suatu pola intonasi atau suatu urutan
bunyi, bahkan dengan mudah dapat menirunya, haruslah kita sadari bahwa tidak
akan ada belajar yang sesungguhnya terlaksana apabila seua ini tidak dihubunkan
dengan sebuah kata ide atau tindakan yang mengandung makna baginya.
Pada bab I juga
dibahas hubungan antara ekspresi lisan dan ekspresi tulis, hubungan belajar
dengan menyimak, dan hubungan antara linguistik dam guru bahasa.
Selain itu, pada
bab II membahasa batasan dan pengertian menyimak. Menyimak merupakan
mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russel &
Russell, 1972:69). Menyimak juga merupkan suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisa dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan. Ruth G, Strickland menyimpulkan ada sembilan tahap menyimak,
yaitu: (1) menyimak berkala, (2) menyimak dengan perhatian dangkal. (3)
setengah menyimak, (4) menyimak sarapan, (5) menyimak sekali-kali, (6) menyimak
asosiatif, (7) menyimak dengan reaksi berkala, (8) menyimak secara seksama, (9)
menyimak secara aktif.
Pada bab II juga
membahas tentang ragam menyimak, yaitu
(1) menyimak
ekstensif
a. Menyimak
sosial
b. Menyimak
sekunder
c. Menyimak
estetik
d. Menyimak
pasif
(2) Menyimak
intensif
a. Menyimak
kritis
b. Menyimak
konsentratif
c. Menyimak
kreatif
d. Menyimak
eksploratif
e. Menyimak
interogatif
f. Menyimak
selektif
Adapun proses
menyimak dimulai dari tahap mendengar, tahap memahami, tahap menginterpretasi,
tahap mengevaluasi, dan tahap menanggapi. Selain itu, bab II juga membahas mengenai
kemampuan menyimak siswa SD dan hal-hal yang perlu disimak.
Selanjutnya pada
bab III membahas mengenai suasana menyimak, yang terdiri dari:
1)
Suasana
defensif. Suasana ini atau bertahan biasanya dimanipulasikan dalam pesan-pesan
lisan yang mengandung maksud yang besungguh-sungguh darn tersirat.
2)
Suasana
suportif. Suasana ini atau suasana komunikasi yang bersifat mendukung atau
menunjang justru timbul dari pesan pesan yang mengimplikasikan deskripsi agaj
pemerian, orientasi masalah, spontanitas, empati, ekualitas, atau kesamaan dan
profesionalisme pada pihak pembicara.
Selain itu, bab
III juga membahas mengenai saran praktis meningkatkan keterampilan menyimak
yang terdiri dari:
1)
Bersikaplah
secara positif
2)
Bertindaklah
responsif
3)
Cegahlah
gangguan-gangguan
4)
Simak
dan tangkaplah maksud pembicara
5)
Carilah
tanda-tanda apa yang akan datang
6)
Carilah
rangkuman pembicaraan terdahulu
7)
Nilailah
bahan-bahan penunjang
8)
Carilah
petunjuk-petunjuk nonverbal
Pada bab III
juga membahas mengenai upaya menyimak tepat guna, dengan cara (1) kembangkanlah
suatu kemauan atau kesudian menyimak, (2) menyimaklah lebih lama, (3)
menyimaklah lebih sering, (4) menyimaklah dengan penuh respek, (5) menyimaklah
dengan umpan balik, (6) menyimaklah tanpa penilaian atau keputusan yang pematur,
(7) menyimaklah dengan tenang dan tenggang hati, (8) menyimaklah secara
analisis, (9) menyimaklah tanpa keadaan membela diri, (10) menyimaklah dengan
prasangka dan stereotip yang minim, (11) sumaklah tanda-tanda nonverbal dan
carilah hal-hal yang tiak konsekuen. Adapun aneka kendala menyimak efektif,
yaitu: (1) keegosentrisan, (2) keengganan ikut terlibat, (3) ketakutan akan
perubahan, (4) keinginan menghindari pertanyaan, (5) puas terhadap penampilan
eksternal, (6) pertimbangan yang prematur, (7) kebingungan semantik. Selain
itu, ada pembahasan mengenai perilaku menyimak faktual dan menyimak empatik.
Bab III juga
membahas mengenai cara meningkatkan perilaku menyimak misalnya, (1) menerima
keanehan sang pembicara, (2) memperbaiki sikap, (3) memperbaiki lingkungan, (4)
jangan dulu memberikan pertimbangan, dll.
Pada bab IV
membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak, yaitu ada faktir
fisik, faktor psikologis, faktor pengalaman, faktor sikap, faktor motivasi,
faktor jenis kelamin, faktor lingkungan, faktor peranan dalam masyarakat.
Adapun pembahasan mengenai kebiasaan jelek dalam menyimak, seperti menyimak
lompat tiga, menyimak “saya dapat fakta”, noda ketulian emosional, menyimak
supersensitif, menghindari penjelasan yang sulit, menolak secara gegabah suatu
subjek sebagai sesuatu yang tidak menarik, mengkritik cara dan gaya fisik
pembicara, memberi perhatian semu, menyerah pada gangguan, menyimak dengan
kertas dan pensil di tangan. Pada bab ini juga membahas mengenai alasan mengapa
orang tidak menyimak.
Bab IV juga
membahas mengenai aneka permasalahan menyimak, seperti memprasangkai pembicara,
bepura-pura menaruh perhatian, kebingungan, pertimbangan yang prematur, salah
membuat catatan, hanya menyimak fakta-fakta, melamun, bereaksi secara emosional.
Sedangkan, pada
Bab V membahas mengenai aneka situasi pelibat menyimak meliputi, menyimak dalam
kehidupan dan kurikulum, petunjuk, keterangan dan pengumuman, percakapan dan
diskusi, laporan, radio, televisi, rekaman dan telepon. Pada bab ini juga
membahas mengenai alasan-alasan menyimak seperti, karena ingin mempelajari
sesuatu dari bahan simakan, karena ingin memikat hati orang lain, karena ingin
menjadi orang yang sopan santun, karena ingin mencari keuntungan uang, dll.
Selain itu, pada
bab VI membahas mengenai bagaimana cara meningkatkan daya simak, misalnya
dengan aneka pengalaman audio pemertinggi kemampuan menyimak, aneka kegiatan
peningkat daya simak yang didalamnya ada kegiatan peningkatan daya menyimak
konversasif, apresiatif, eksploratif dan konsentratif., bisa juga dengan sikap
guru turut mempertinggi daya simak siswa. Pada bab VI pun membahas mengenai
kualifikasi guru menyimak, dan hal-hal untuk upaya menjadi penyimak efekif.
Selain itu juga cara mengatasi kendala-kendala dalam menyimak, juga aneka
kaidah peningkatan menyimak.
Bab terakhir
yang terdapat pada buku ini yaitu bab VII membahas mengenai memilih bahan
simakan yang menarik perhatian, yang di dalamnya berisi perbedaan duolog dengan
dialog. Duolog merupakan suatu situasi kelompok dua orang atau kelompok kecil
yang masing-masing memperoleh giliran berbicara, tetapi tidak seorang pun
menyimaknya. Sedangakan dialog sejati melibatkan penyimakan kepada orang lain
seperti halnya pada diri sendiri. Dialog menuntut ancangan atau pendekatan
terbuka, suatu kesudian menaruh perhatian kepada orang lain dan memberi
responsi secara sopan kepad mereka tanpa latihan dan ulangan. Pada bab ini pun
membahas mengenaia hakikat perhatian. Menyimak adalah suatu penerimaan yang
aktif terhadap informasi lisan. Dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah suatu
proses penyelesaian dari berbagai ragamm stimuli sebuah stimulus yang penting
bagi seseorang pada saat tertentu. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
perhatian bersinonim dengan pesepsi selektif.
KELEBIHAN BUKU
MENYIMAK karya Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan
Menurut hasil
analisis yang kami lakukan pada buku ini, kami melihat adanya kelebihan yang
terdapat pada buku ini ialah:
1.
Bisa
dijadikan sebagai referensi yang baru untuk memahami empat keterampilan bebahasa
2.
Isinya
sudah cukup lengkap dan jelas
3.
Singkat,
padat dan jelas dalam pemaparaan materi dengan adanya 7 bab dalam buku ini
4.
Penyampaian
dari etiap poin terbatas dan tidaka meluas, sehingga efektif
5.
Pemilihan
dan penggunaan kata pada penulisan buku ini mudah dipahami pembaca.
6.
Adanya
bagan dari teori yang mampu memperjelas materi.
KEKURANGAN
BUKU MENYIMAK karya Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan
Selain adanya
kelebihan buku, menurut hasil analisis yang kami lakukan pada buku ini, kami
melihat adanya kekurangan yang terdapat pada buku ini ialah:
1.
Kurangnya
contoh yang disertkan pada saat penjelasan teori pada setiap sub bab.
2.
Beberapa
pemparan cenderung lebih banyak basa-basinya.
3.
Beberapa
pernyataan dalam buku mi cenderung kurang jelas karena tidak adanya contoh
sehingga kurang relevan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar