Kamis, 06 Oktober 2016

Menghindari demensia? Berbicaralah dengan dua bahasa!



Berbahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia yang termasuk makhluk sosial. Umumnya, seseorang berbicara sehari-hari hanya dengan menguasai satu bahasa yang biasanya adalah bahasa pertama atau bahasa ibunya.
Sebagai makhluk yang berkomunikasi dengan bahasa, tentu kita harus mempelajari bahasa baik dengan cara menyimak maupun membaca. Sebuah penelitian pernah menjelaskan bahwa walaupun seseorang tidak bisa membaca tapi orang tersebut tetap dapat berbicara dan berkomunikasi dengan baik.  
Mengingat dengan pentingnya seseorang menguasai bahasa untuk berkomunikasi, dewasa kini banyak orang-orang yang berlomba mengusai lebih dari dua bahasa untuk kepentingannya masing-masing.
Uniknya, ada sebuah penelitian yang meneliti bahwa orang yang berbicara dan menguasai dua bahasa mampu memperpanjang ingatan dan menunda penyakit lupanya ingatan atau memori atau demensia, walaupun ada beberapa orang yang tidak dapat membaca.
Seorang ilmuan dalam penelitiannya yang tercantum pada jurnal Neurology di Amerika Serikat meneliti orang-orang yang rata-rata berusia 66 tahun sebanyak 648 orang di India, dan mengalami buta huruf, namun penemuan ini yang pertama kali menunjukkan manfaat berbicaraa dua bahasa walaupun orang tersebut tidak bisa membaca. Dalam penelitiannya, Ilmuan tersebut menemukan responden dimana orang yang mampu berbicara dua bahasa lebih dapat menunda penyakit menurunnya daya ingat atau dimensia yaitu selama kurang lebih empat tahun setengah dibanding dengan responden lain yang hanya berbicara satu bahasa.
Ternyata, penyakit dimensia dan penyakit lupa lainnya seperti Alzheimer tidak ditentukan oleh faktor pendidikan, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, pekerjaan dan lain-lain. Tetap ada perbedaan terlepas dari mampu atau tidaknya membaca pada orang yang berbicara dua bahasa tersebut.
Seorang peneliti, Suvarna Alladi yang berasal dari Nizam Institute of Medical Sciences di Hyderabad, India mengatakan “Penelitian kami adalah yang pertama yang melaporkan mengenai manfaat berbicara dua bahasa di kalangan orang yang tidak bisa membaca”.
Berdasarkan pendapat Suvarna, dapat di ketahui bahwa tingkat intelektual seseorang khususnya dalam berbahasa tidak mempengaruhi tingkat daya ingat atau memori orang tersebut. Maka dari itu, apabila seseorang mampu berbicara dengan dua bahasa akan meningkatkan bagian di otak yang berfungsi memberi perhatian dan melakukan sebuah perilaku atau tugas.

Jadi, kamu ingin berbicara dengan berapa bahasa ???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar