Berbahasa merupakan alat
komunikasi bagi manusia yang termasuk makhluk sosial. Umumnya, seseorang
berbicara sehari-hari hanya dengan menguasai satu bahasa yang biasanya adalah
bahasa pertama atau bahasa ibunya.
Sebagai makhluk yang
berkomunikasi dengan bahasa, tentu kita harus mempelajari bahasa baik dengan
cara menyimak maupun membaca. Sebuah penelitian pernah menjelaskan bahwa
walaupun seseorang tidak bisa membaca tapi orang tersebut tetap dapat berbicara
dan berkomunikasi dengan baik.
Mengingat dengan
pentingnya seseorang menguasai bahasa untuk berkomunikasi, dewasa kini banyak
orang-orang yang berlomba mengusai lebih dari dua bahasa untuk kepentingannya
masing-masing.
Uniknya, ada sebuah
penelitian yang meneliti bahwa orang yang berbicara dan menguasai dua bahasa
mampu memperpanjang ingatan dan menunda penyakit lupanya ingatan atau memori
atau demensia, walaupun ada beberapa orang yang tidak dapat membaca.
Seorang ilmuan dalam
penelitiannya yang tercantum pada jurnal Neurology di Amerika Serikat meneliti
orang-orang yang rata-rata berusia 66 tahun sebanyak 648 orang di India, dan
mengalami buta huruf, namun penemuan ini yang pertama kali menunjukkan manfaat
berbicaraa dua bahasa walaupun orang tersebut tidak bisa membaca. Dalam
penelitiannya, Ilmuan tersebut menemukan responden dimana orang yang mampu
berbicara dua bahasa lebih dapat menunda penyakit menurunnya daya ingat atau
dimensia yaitu selama kurang lebih empat tahun setengah dibanding dengan
responden lain yang hanya berbicara satu bahasa.
Ternyata, penyakit
dimensia dan penyakit lupa lainnya seperti Alzheimer tidak ditentukan oleh
faktor pendidikan, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, pekerjaan dan
lain-lain. Tetap ada perbedaan terlepas dari mampu atau tidaknya membaca pada
orang yang berbicara dua bahasa tersebut.
Seorang peneliti, Suvarna
Alladi yang berasal dari Nizam Institute
of Medical Sciences di Hyderabad, India mengatakan “Penelitian kami adalah
yang pertama yang melaporkan mengenai manfaat berbicara dua bahasa di kalangan
orang yang tidak bisa membaca”.
Berdasarkan pendapat
Suvarna, dapat di ketahui bahwa tingkat intelektual seseorang khususnya dalam
berbahasa tidak mempengaruhi tingkat daya ingat atau memori orang tersebut.
Maka dari itu, apabila seseorang mampu berbicara dengan dua bahasa akan
meningkatkan bagian di otak yang berfungsi memberi perhatian dan melakukan
sebuah perilaku atau tugas.
Jadi, kamu ingin
berbicara dengan berapa bahasa ???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar